Rabu, 26 November 2014

PEMETAAN WILAYAH LAUT

PEMETAAN WILAYAH LAUT


Wilayah pesisir dan lautan merupakan daerah yang mempunyai potensi sumberdaya
alam yang besar dan dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan pembangunan. Sumberdaya di
wilayah pesisir dan lautan secara garis besar terdiri dari tiga kelompok yaitu:
1. Sumber daya dapat pulih (renewable resources) meliputi hutan bakau, terumbu
karang, padang lamun, rumput laut,sumberdaya perikanan laut dan bahanbahan
bioaktif
2. Sumberdaya tidak dapat pulih (nonrenewable resources) meliputi minyak bumidan gas alam serta seluruh mineral dangeologi
3. Jasa-jasa lingkungan, meliputi fungsi kawasan pesisir dan lautan sebagai tempat rekreasi dan pariwisata, media transportasi dan komunikasi, sumber energi (seperti:
Ocean Thermal Energy Conversion, energi dari gelombang laut dan energi pasang
surut), sarana pendidikan dan penelitian, pertahanan keamanan, penampungan limbah, pengatur iklim, dan sistem penunjang kehidupan serta fungsi ekologis lainnya.
           
Indonesia merupakan negara kepulauan yang mempunyai potensi sumberdaya pesisir dan lautan yang sangat besar dan beragam. Beberapa sumber daya tersebut misalnya
sumber daya perikanan tangkap dan perikananbudidaya, hutan bakau yang yang terdapat di
sepanjang pantai atau muara sungai, terumbu karang yang sangat produktif dan khas terdapat
di daerah tropis dan sumber daya lainnya.Namun demikian dalam pengelolaan wilayah pesisir dan lautan masih menghadapi masalah-masalah yang tidak mudah, bahkan sangat sukar dan kompleks. Beberapa masalah mendasar yang dihadapi dan masih sulit diatasi yaitu:
1. Pemanfaatan wilayah pesisir yang tidak seimbang sehingga ada wilayah yang dimanfaatkan melebihi kapasitas daya dukung berkelanjutan (potensi lestari), sebaliknya ada pula wilayah pesisir yang sama sekali belum dimanfaatkan
2. Pembangunan yang tidak memperhatikan tata ruang sehingga terjadi pencemaran dan perusakan sumberdaya wilayah pesisir dan lautan
3. Sumberdaya manusia di wilayah tersebut yang kualitasnya masih sangat terbatas sehingga belum dapat mengelola dan memanfaatkan secara optimal
4.  Keadaan sebagian besar masyarakat pesisir yang standar hidupnya masih di bawah garis
kemiskinan yang sering memaksa mereka untuk mengkeksploitasi sumber daya alam melebihi potensi lestarinya
5. Sarana dan prasarana di sebagian besar wilayah pesisir yang masih sangat terbatas dan kurang mendukung pada kegiatan pengelolaan di wilayah tersebut.
6. Kurangnya investasi pada sekor kelautan, serta setumpuk masalah lainnya

            Salah satu upaya untuk memperoleh informasi tentang potensi sumberdaya wilayah
pesisir dan lautan dalam rangka untuk mengoptimalkan pengelolaan wilayah pesisir dan lautan adalah penggunaan teknologi penginderaan jauh dan sistem informasi geografis (SIG).
Pemanfaatan data penginderaan jauh dan SIG telah banyak dilakukan dalam kaitannya
dengan wilayah pesisir dan lautan khususnya sektor perikanan dan pengelolaan wilayah
pesisir dan lautan, seperti: aplikasi penginderaanjauh untuk memberikan informasi Zona Potensi Penangkapan Ikan (ZPPI), kesesuaian lahan perairan untuk usaha budidaya laut dan
pariwisata bahari, identifikasi potensi wilayah pesisir (seperti hutan bakau, terumbu karang,
padang lamun dan pasir), zonasi kawasan konservasi laut, analisa potensi ekonomi
wilayah pesisir pulau-pulau kecil, pengamatan perubahan garis pantai, analisa pencemaran
lingkungan perairan dan lain sebagainya.



Pemanfaan wahana interaksi telah lama digunakan untuk mengamati kondisi lingkungan samudra di dunia. Wahana antariksa yang digunakan untuk kelautan biasanya berupa satelit walaupun pada awalnya biasanya digunakan pesawat terbang sebagai uji coba sensor.Satelit kelautan yang ada hingga saat ini dilihat dari sifat orbitnya dapat dibedakan menjadi dua yaitu berorbit polar yang biasanya juga sinkron dengan matahari (sunsynchronous) dan satelit geostasioner yang juga disebut satelit geo-synchronous atau earthsynchronous atau synchronous saja.

KONSEP DAN KOMPONEN PENGINDERAAN JAUH
Penginderaan jauh sangat tergantung dari energi gelombang elektromagnetik. Gelombang
elektromagnetik dapat berasal dari banyak hal, akan tetapi gelombang elektromagnetik yang
terpenting pada penginderaan jauh adalah sinar matahari.
Gambar 2. Energi yang dipantulkan dan dipancarkan oleh sensor penginderaan jauh (Karle el al., 2004)

Sumber utama energi dalam penginderaan jauh adalah radiasi gelombang elektromagnetik
(GEM). GEM adalah suatu bentuk dari energi yang hanya dapat diamati melalui interaksinya
dengan suatu obyek.

Gambar 3. Radiasi Gelombang Elektromagnetik

Pada lingkungan laut, GEM pada panjang gelombang tertentu mengalami transmisi,
sehingga energi yang diterima sensor dapat berasal dari permukaan, material pada kolom air
dan material dasar. GEM yang datang pada obyek akan berinteraksi dalam bentuk pantulan,
absorbsi dan ditransmisi.

Gambar 7. Interaksi GEM dengan Obyek
Jumlah energi yang dipantulkan suatu obyek pada panjang gelombang yang berbeda-beda relative terhadap energi yang diterima disebut spectrum reflectance
Karakterisitik spasial berhubungan dengan Angular Field of View (AFOV) dan Instantaneous
Field of View (IFOV). AFOV (sudut scanning) adalah sudut pandangmaksimum sensor yang efektid mendedteksi GEM. AFOV menentukan besarnya luas sapuan(swath width). IFOV adalah sudut pandang sesaat yang berhbungan dengan unit sampling yang menetukan besarnya elemen gambar/pixel atau area terkecil yang dapat dideteksi oleh sensor. Gambar Konsep AFOV dan IFOV

APLIKASI PENGINDERAAN JAUH DI WILAYAH PESISIR DAN LAUTAN
Beberapa contoh penerapan atau analisis teknologi penginderaan jauh kelautan pada berbagai tujuan pengamatan dan analisis di laut dan wilayah pesisir.
1. Deteksi daerah potensial penangkapan ikan
2. Pemetaan daerah ekosistem sensitive
3. Kelayakan lokasi untuk pengembangan, misalnya pariwisata dan budidaya perikanan
4. Pemetaan daerah rawan bencana tsunami
5. Monitoring arah dan kecepatan topan di laut, dan lain sebagainya

Berikut diberikan beberapa contoh aplikasi penginderaan jauh di bidang pesisir dan lautan:

Gambar 10. Peta Sebaran Terumbu Karang Pulau Ndana



Gambar 11. Peta Daerah Potensi Penangkapan Ikan di Perairan Selat Madurah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar