Sabtu, 29 November 2014

MATERI TRIANGULASI


METODE TRIANGULASI



       Triangulasi dapat digunakan untuk menentukan koordinat dan jarak  dari pantai ke kapal. Pengamat di A mengukur sudut α antara pantai dan kapal, dan pengamat di B melakukan hal yang sama untuk β. Jika panjang l atau koordinat A dan B diketahui, maka hukum sinus  dapat diterapkan dalam menentukan koordinat kapal di C dan jarak d.
Dalam trigonometri dan geometri dasar, triangulasi adalah proses mencari koordinat dan jarak sebuah titik dengan mengukur sudut antara titik tersebut dan dua titik referensi lainnya yang sudah diketahui posisi dan jarak antara keduanya. Koordinat dan jarak ditentukan dengan menggunakan hukum sinus
Pada gambar di sebelah kanan, dapat dilihat bahwa sudut ketiga (sebut saja θ) diketahui sama dengan 180°-α-β, atau dapat dihitung sebagai perbedaan antara dua penentuan arah kompas yang diambil dari titik A dan B. Sisi l adalah sisi yang berlawanan dengan sudut θ dan sudah diketahui jaraknya. Dengan hukum sinus, rasio sin(θ)/l sama dengan rasio yang berlaku untuk sudut α dan β, sehingga panjang dari 2 sisi lainnya dapat dihitung dengan aljabar. Dengan menggunakan salah satu panjang sisi, sinus dan cosinus dapat digunakan untuk menghitung arah/kedudukan dari sumbu utara/selatan dan timur/barat dari titik pengamatan ke titik yang tidak diketahui tersebut, sehingga dapat memberikan koordinat akhir.
Beberapa identitas sering digunakan (hanya valid untuk geometri datar atau euklidean):
  • Jumlah sudut sebuah segitiga adalah π radian atau 180 derajad.
  • Hukum Sinus  
  • Hukum Cosinus
  • Teorema Pythagoras
Triangulasi digunakan dalam banyak bidang, seperti pemetaan,navigasi,metrologi, astrometri pembentukan citra pada binokular dan pembidikan senjata artileri
 Triangulasi dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
  • Primer
  • Sekunder
  • Tersier
Bentuk geometri triangulasi terdapat tiga buah bentuk geometrik dasar triangulasi, yaitu :
  • Rangkaian segitiga yang sederhana cocok untuk pekerjaan­pekerjaan dengan orde rendah untuk ini dapat sedapat mungkin diusahakan sisi-sisi segitiga sama panjang.
  • Kuadrilateral merupakan bentuk yang terbaik untuk ketelitian tinggi, karena lebih banyak syarat yang dapat dibuat. Kuadrilateral tidak boleh panjang dan sempit.
  • Titik pusat terletak antara 2 titik yang terjauh dan sering di perlukan.

MATERI GPS



Sistem Pemosisi Global

(Gambaran satelit GPS di orbit)

Sistem Pemosisi Global  (bahasa inggris : Global Positioning System (GPS)) adalah sistem untuk menentukan letak di permukaan bumi dengan bantuan penyelarasan (synchronization) sinyal satelit. Sistem ini menggunakan 24 satelit yang mengirimkan sinyal gelombang mikro  ke Bumi. Sinyal ini diterima oleh alat penerima di permukaan, dan digunakan untuk menentukan letak, kecepatan, arah, dan waktu . Sistem yang serupa dengan GPS antara lain GLONASS Rusia,  Galileo Uni Eropa , IRNSS India .
Sistem ini dikembangkan oleh Departemen Pertahanan Amerika Serikat , dengan nama lengkapnya adalah NAVSTAR GPS (kesalahan umum adalah bahwa NAVSTAR adalah sebuah singkatan , ini adalah salah, NAVSTAR adalah nama yang diberikan oleh John Walsh, seorang penentu kebijakan penting dalam program GPS).Kumpulan satelit ini diurus oleh  50th Space Wing Angkatan Udara Amerika Serikat . Biaya perawatan sistem ini sekitar US$750 juta per tahun,termasuk penggantian satelit lama, serta riset dan pengembangan.
GPS Tracker atau sering disebut dengan GPS Tracking adalah teknologi AVL (Automated Vehicle Locater) yang memungkinkan pengguna untuk melacak posisi kendaraan, armada ataupun mobil dalam keadaan Real-Time. GPS Tracking memanfaatkan kombinasi teknologi GSM dan GPS untuk menentukan koordinat sebuah obyek, lalu menerjemahkannya dalam bentuk peta digital.

Manfaat GPS Tracking System
+ Memantau keberadaan personil dan armada kendaraan sehingga pekerjaan / jadwal lebih terkontrol.
+ Kualitas pengiriman bahan baku lebih terukur dan kepuasan pelanggan meningkat.
+ Jumlah pemakaian bahan bakar akan berkurang, dan rit pengiriman akan meningkat.
+ Mengetahui langsung (real-time) jika terjadi penyalahgunaan atau pencurian terhadap aset atau kendaraan.
+ Memudahkan koordinasi dan komunikasi dengan armada / awak lapangan.
+ Memudahkan analisa dan evaluasi operasional dengan otomatisasi laporan.
+ Memantau dan melacak aset, personil atau anggota keluarga seperti anak dan lansia


Oleh
Sarah Ghania (10070314048)
Siti Ifana Azria Fitri (10070314049)
Fakhri Muhammad Adisaputra (10070314050)

Rabu, 26 November 2014

PEMETAAN WILAYAH LAUT

PEMETAAN WILAYAH LAUT


Wilayah pesisir dan lautan merupakan daerah yang mempunyai potensi sumberdaya
alam yang besar dan dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan pembangunan. Sumberdaya di
wilayah pesisir dan lautan secara garis besar terdiri dari tiga kelompok yaitu:
1. Sumber daya dapat pulih (renewable resources) meliputi hutan bakau, terumbu
karang, padang lamun, rumput laut,sumberdaya perikanan laut dan bahanbahan
bioaktif
2. Sumberdaya tidak dapat pulih (nonrenewable resources) meliputi minyak bumidan gas alam serta seluruh mineral dangeologi
3. Jasa-jasa lingkungan, meliputi fungsi kawasan pesisir dan lautan sebagai tempat rekreasi dan pariwisata, media transportasi dan komunikasi, sumber energi (seperti:
Ocean Thermal Energy Conversion, energi dari gelombang laut dan energi pasang
surut), sarana pendidikan dan penelitian, pertahanan keamanan, penampungan limbah, pengatur iklim, dan sistem penunjang kehidupan serta fungsi ekologis lainnya.
           
Indonesia merupakan negara kepulauan yang mempunyai potensi sumberdaya pesisir dan lautan yang sangat besar dan beragam. Beberapa sumber daya tersebut misalnya
sumber daya perikanan tangkap dan perikananbudidaya, hutan bakau yang yang terdapat di
sepanjang pantai atau muara sungai, terumbu karang yang sangat produktif dan khas terdapat
di daerah tropis dan sumber daya lainnya.Namun demikian dalam pengelolaan wilayah pesisir dan lautan masih menghadapi masalah-masalah yang tidak mudah, bahkan sangat sukar dan kompleks. Beberapa masalah mendasar yang dihadapi dan masih sulit diatasi yaitu:
1. Pemanfaatan wilayah pesisir yang tidak seimbang sehingga ada wilayah yang dimanfaatkan melebihi kapasitas daya dukung berkelanjutan (potensi lestari), sebaliknya ada pula wilayah pesisir yang sama sekali belum dimanfaatkan
2. Pembangunan yang tidak memperhatikan tata ruang sehingga terjadi pencemaran dan perusakan sumberdaya wilayah pesisir dan lautan
3. Sumberdaya manusia di wilayah tersebut yang kualitasnya masih sangat terbatas sehingga belum dapat mengelola dan memanfaatkan secara optimal
4.  Keadaan sebagian besar masyarakat pesisir yang standar hidupnya masih di bawah garis
kemiskinan yang sering memaksa mereka untuk mengkeksploitasi sumber daya alam melebihi potensi lestarinya
5. Sarana dan prasarana di sebagian besar wilayah pesisir yang masih sangat terbatas dan kurang mendukung pada kegiatan pengelolaan di wilayah tersebut.
6. Kurangnya investasi pada sekor kelautan, serta setumpuk masalah lainnya

            Salah satu upaya untuk memperoleh informasi tentang potensi sumberdaya wilayah
pesisir dan lautan dalam rangka untuk mengoptimalkan pengelolaan wilayah pesisir dan lautan adalah penggunaan teknologi penginderaan jauh dan sistem informasi geografis (SIG).
Pemanfaatan data penginderaan jauh dan SIG telah banyak dilakukan dalam kaitannya
dengan wilayah pesisir dan lautan khususnya sektor perikanan dan pengelolaan wilayah
pesisir dan lautan, seperti: aplikasi penginderaanjauh untuk memberikan informasi Zona Potensi Penangkapan Ikan (ZPPI), kesesuaian lahan perairan untuk usaha budidaya laut dan
pariwisata bahari, identifikasi potensi wilayah pesisir (seperti hutan bakau, terumbu karang,
padang lamun dan pasir), zonasi kawasan konservasi laut, analisa potensi ekonomi
wilayah pesisir pulau-pulau kecil, pengamatan perubahan garis pantai, analisa pencemaran
lingkungan perairan dan lain sebagainya.



Pemanfaan wahana interaksi telah lama digunakan untuk mengamati kondisi lingkungan samudra di dunia. Wahana antariksa yang digunakan untuk kelautan biasanya berupa satelit walaupun pada awalnya biasanya digunakan pesawat terbang sebagai uji coba sensor.Satelit kelautan yang ada hingga saat ini dilihat dari sifat orbitnya dapat dibedakan menjadi dua yaitu berorbit polar yang biasanya juga sinkron dengan matahari (sunsynchronous) dan satelit geostasioner yang juga disebut satelit geo-synchronous atau earthsynchronous atau synchronous saja.

KONSEP DAN KOMPONEN PENGINDERAAN JAUH
Penginderaan jauh sangat tergantung dari energi gelombang elektromagnetik. Gelombang
elektromagnetik dapat berasal dari banyak hal, akan tetapi gelombang elektromagnetik yang
terpenting pada penginderaan jauh adalah sinar matahari.
Gambar 2. Energi yang dipantulkan dan dipancarkan oleh sensor penginderaan jauh (Karle el al., 2004)

Sumber utama energi dalam penginderaan jauh adalah radiasi gelombang elektromagnetik
(GEM). GEM adalah suatu bentuk dari energi yang hanya dapat diamati melalui interaksinya
dengan suatu obyek.

Gambar 3. Radiasi Gelombang Elektromagnetik

Pada lingkungan laut, GEM pada panjang gelombang tertentu mengalami transmisi,
sehingga energi yang diterima sensor dapat berasal dari permukaan, material pada kolom air
dan material dasar. GEM yang datang pada obyek akan berinteraksi dalam bentuk pantulan,
absorbsi dan ditransmisi.

Gambar 7. Interaksi GEM dengan Obyek
Jumlah energi yang dipantulkan suatu obyek pada panjang gelombang yang berbeda-beda relative terhadap energi yang diterima disebut spectrum reflectance
Karakterisitik spasial berhubungan dengan Angular Field of View (AFOV) dan Instantaneous
Field of View (IFOV). AFOV (sudut scanning) adalah sudut pandangmaksimum sensor yang efektid mendedteksi GEM. AFOV menentukan besarnya luas sapuan(swath width). IFOV adalah sudut pandang sesaat yang berhbungan dengan unit sampling yang menetukan besarnya elemen gambar/pixel atau area terkecil yang dapat dideteksi oleh sensor. Gambar Konsep AFOV dan IFOV

APLIKASI PENGINDERAAN JAUH DI WILAYAH PESISIR DAN LAUTAN
Beberapa contoh penerapan atau analisis teknologi penginderaan jauh kelautan pada berbagai tujuan pengamatan dan analisis di laut dan wilayah pesisir.
1. Deteksi daerah potensial penangkapan ikan
2. Pemetaan daerah ekosistem sensitive
3. Kelayakan lokasi untuk pengembangan, misalnya pariwisata dan budidaya perikanan
4. Pemetaan daerah rawan bencana tsunami
5. Monitoring arah dan kecepatan topan di laut, dan lain sebagainya

Berikut diberikan beberapa contoh aplikasi penginderaan jauh di bidang pesisir dan lautan: